RI Darurat Judol, Ini yang Terjadi pada Otak saat Kecanduan Judi Online
Senin, 11 November 2024
Edit
Jakarta - Tidak sedikit pasien yang menjalani rawat jalan
imbas kecanduan judi online. RSCM sebelumnya bahkan mencatat ada hampir 100
pasien yang berkaitan dengan perilaku kecanduan 'judol'.
Psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menekankan ciri-ciri
seseorang sudah kecanduan judi online yang kerap diabaikan. Gangguan kejiwaan
akibat kecanduan judi online ini dinamakan gangguan kompulsif judi patologis.
Biasanya, mereka mengalami lima gejala dari 9 kriteria
berdasarkan Diagnostic Statistical Manual (DSM V). Kriteria tersebut meliputi:
- Keinginan untuk berjudi dengan jumlah yang semakin bertambah
besar untuk mendapatkan kenikmatan yang diharapkan
- Menjadi gelisah, sensitif dan mudah tersinggung saat berusaha
mengurangi atau memberhentikan perilaku berjudi
- Selalu gagal dalam usaha mengurangi dan memberhentikan
perilaku berjudi
- Selalu berpikir untuk bermain judi karena adanya sugesti
pengalaman berjudi sebelumnya dan selalu berusaha untuk mendapatkan uang yang
akan dipakai untuk berjudi
- Melakukan perilaku berjudi saat sedang stres, cemas, gelisah,
bersalah dan tertekan
- Setelah kehilangan uang yang banyak karena berjudi kembali
lagi melakukannya dengan harapan mendapatkan kembali uangnya yang hilang karena
berjudi
- Berbohong, manipulatif bahwa telah terlibat dalam judi
- Mengalami masalah dalam relasi, pekerjaan, akademik, karir,
dan kesempatan karena perilaku judi yang dilakukan
- Bergantung pada orang lain untuk mengatasi masalah finansial
yang diakibatkan oleh judi
"Saat ini Indonesia masuk fase darurat kecanduan judi
karena sudah sangat maraknya kasus judi baik konvensional atau online yang
meresahkan di masyarakat.
"Indonesia masuk pada negara yang tertinggi kasus judi
onlinenya."
Apa yang Terjadi di Otak saat Kecanduan Judol?
Menurut dr Lahargo, perilaku kecanduan judi online memicu
gangguan pada otak. Sirkuit saraf di otak mengalami masalah seperti pada
kondisi adiksi zat lain.
"Inilah yang menyebabkan orang yang mengalami adiksi
judi sulit untuk berhenti karena ada keseimbangan saraf otak yang
terganggu," terang dia.
"Pada adiksi judi di otak terjadi gangguan berupa gangguan
keseimbangan atau neurotransmiter otak, norepinephrine, serotonin, dopamin,
opioid, cortisol, glutamat," lanjutnya.
Seseorang juga bisa mengalami gangguan regio otak atau entral
striatum, ventromedial yang menimbulkan perilaku seperti kontrol pikiran yang
terganggu, kesulitan membuat keputusan, sulit menemukan alternatif, hingga
terlalu berani mengambil risiko.
Sumber : Detik