Respons Mentan soal Penolakan Cetak Sawah 1 Juta Ha di Papua Selatan
Rabu, 06 November 2024
Edit

Jakarta - Proyek cetak sawah 1 juta hektare (ha) di Papua
Selatan disebut mengalami penolakan dari masyarakat adat. Menanggapi hal itu,
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membantah.
Dia mengatakan, pihaknya telah delapan kali ke Papua Selatan,
khususnya Merauke. Menurut dia tidak ada penolakan, bahkan masyarakat di sana
ingin segera melakukan cetak sawah.
"Satu bulan kita bolak-balik ke Merauke. Khusus Kurik
(distrik di Merauke) tidak ada yang keberatan, bahkan antre minta dipercepat di
Kurik," ujar Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV di Gedung DPR RI,
Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024).
Menurut Amran, antusiasme masyarakat di Merauke untuk cetak
sawah karena peralatan pertanian akan diberikan gratis pemerintah, mulai dari
alat mesin pertanian (alsintan), bibit, hingga perbaikan irigasi.
"Kami berikan alsintan gratis, perbaikan 40.000 saluran
irigasi itu gratis," jelasnya.
Hal itu menjawab keterangan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi
PDIP Edoardus Kaize. Edoardus mengatakan pada awalnya tidak ada masalah terkait
rencana proyek cetak sawah. Namun saat ini ada penolakan karena awal masuknya
proyek tersebut tidak melibatkan masyarakat adat.
"Karena awalnya waktu masuk, ada sedikit keliru dengan
masyarakat lokal setempat mungkin tidak dilibatkan, sehingga muncul hal-hal
sekarang masih ada pro-kontra, tetapi jalan terus. Harapannya ini
dibenahi," katanya.
Menurut dia, jika dari awal masyarakat adat dilibatkan, maka
tidak akan ada penolakan besar. Dia meminta Kementan melibatkan berbagai pihak
di Papua Selatan.
"Karena yang protes hari ini masyarakat adat mungkin
dibicarakan kembali proses ke depan," ungkapnya.
Edoardus juga menyebut bahwa komoditas yang utama dikonsumsi
di Papua bukan beras, tetapi sagu. Nah, di dalam lahan untuk cetak sawah di
Papua Selatan juga akan menggunakan lahan sagu.
Dia berharap, komoditas yang dikembangkan di daerah tersebut
tidak hanya beras. "Jadi tolong ini dilihat baik sinkronkan, baik supaya
pangan bukan hanya beras, nasi, tetapi ada sagu. Dalam lahan yang dibongkar ada
sagu di sana," ungkapnya.
Sumber : Detik