Cerita Wanita Kena Kanker Paru-paru Stadium Akhir Padahal Tak Merokok
Senin, 11 November 2024
Edit
Jakarta - Seorang wanita berusia 66 tahun di Oldham, Inggris,
bernama Sally Hall menceritakan awal mula terkena kanker paru-paru. Ia sempat
tidak menyadari gejala awalnya karena hanya mengeluhkan nyeri di punggung.
Hall mulai mengalami gejala nyeri di punggung bagian atas dan
bawah pada 2013 dan menduga hal tersebut disebabkan kelelahan biasa. Terlebih,
saat itu dirinya tengah melakukan aktivitas berat, mengangkat dan membersihkan
peti-peti ubin keramik dari garasinya.
"Karena tidak pernah merokok, kanker paru-paru bukanlah
sesuatu yang saya kira akan saya alami," ungkap Hall, dikutip dari BBC
pada Kamis (7/11/2024).
Setelah dilakukan sebuah pemeriksaan kesehatan, dokter
menemukan tumor di organ paru-parunya, yang kemudian diyakini sudah menjadi sel
kanker di stadium akhir. Wanita tersebut kemudian harus menjalani operasi dan
pengobatan selama 10 tahun, untuk membantu memulihkan kondisinya.
Dirinya bahkan menjalani operasi tulang belakang sebelum
memulai terapi lain, yang masih terus dikontrol sampai saat ini.
Hingga kini, kondisinya terpantau stabil dan Hall mulai
belajar untuk hidup dengan keadaan mata dan kulit kering. Beberapa kali efek
perawatan dan pengobatan membuat rambutnya terus rontok.
"Saya sangat beruntung dengan perawatan saya,"
katanya.
Hall kemudian berupaya untuk meningkatkan kesadaran bersama
Roy Castle Lung Cancer Foundation bahwa penyakit kanker paru-paru dapat
memiliki beberapa gejala kurang jelas.
Wanita yang juga sempat menjadi dokter umum tersebut ingin
menunjukkan kepada siapapun kanker paru-paru bisa menyerang siapa saja,
terlepas dari merokok atau tidak.
Kepala eksekutif dari lembaga amal tersebut, Paula Chadwick
mengatakan kanker paru-paru sebetulnya masih secara langsung berkaitan dengan
aktivitas merokok, tetapi pada kenyataannya siapa saja dapat terserang penyakit
ini.
"Kanker paru-paru tidak melihatnya, dan kita pun
seharusnya tidak melihatnya," tutup Paula.
Di luar dari kebiasaan merokok, Pusat dan Pengendalian
Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merinci sejumlah pemicu seseorang
bisa mengalami kanker paru-paru.
Paparan zat berbahaya
Contoh zat yang ditemukan di beberapa tempat kerja yang meningkatkan
risiko terkena kanker paru-paru, termasuk paparan asbes, arsenik, asap knalpot
diesel, dan beberapa bentuk silika dan kromium. Untuk banyak zat ini, risiko
terkena kanker paru-paru bahkan lebih tinggi bagi mereka yang merokok. Tinggal
di daerah dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi juga meningkatkan
risiko terkena kanker paru-paru.
Riwayat genetik
Seseorang dengan riwayat genetik kanker paru-paru, lebih
berisiko terkena kondisi ini. Termasuk saat orang tua, saudara laki-laki atau
perempuan, pernah mengidap kanker paru-paru. Ini bisa jadi benar karena mereka
juga merokok, mereka tinggal atau bekerja di tempat yang sama yakni terpapar
radon dan zat lain yang menyebabkan kanker paru-paru, atau karena mutasi
genetik yang diwariskan.
Terapi radiasi di dada
Para penyintas kanker yang menjalani terapi radiasi di dada
berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru.
Pola makan
Para ilmuwan mempelajari banyak makanan dan suplemen makanan
yang berbeda untuk melihat apakah mereka mengubah risiko terkena kanker
paru-paru. Masih banyak yang perlu diketahui. Namun, mengonsumsi suplemen beta
karoten memiliki risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi. Selain itu, arsenik
dan radon dalam air minum (terutama dari sumur pribadi) dapat meningkatkan
risiko kanker paru-paru.
Sumber : Detik