BG Minta Penetapan UMP Dikaji Cermat, Jelaskan Dampak Jika Terlalu Tinggi
Kamis, 07 November 2024
Edit
Bogor - Menko Politik Keamanan (Polkam) Budi Gunawan (BG)
meminta pemerintah daerah untuk mempertimbangkan upah minimum provinsi (UMP)
secara matang. Ia mewanti-wanti pimpinan daerah untuk tak terjebak pada
kebijakan populis yang nantinya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut disampaikan Budi Gunawan di Rakornas Pemerintah
Pusat dan Daerah, di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Jawa
Barat, Kamis (7/11/2024). Budi awalnya membeberkan agenda terdekat yang menjadi
atensi yakni Pilkada dan penetapan upah minimum.
"Selanjutnya agenda kita yang paling dekat dan
membutuhkan perhatian kita semua adalah pelaksanaan pilkada serentak serta
penetapan UMP provinsi dan UMP kabupaten kota," kata Budi.
Untuk penetapan UMP, Budi meminta agar dipertimbangkan secara
matang dan cermat. Menurutnya, UMP yang terlalu tinggi dapat berdampak pada
pertumbuhan ekonomi, menurunkan sektor tenaga kerja baru hingga berujung
ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan.
"Terkait penetapan UMP, UMK, keputusan ini perlu
dipertimbangkan dengan cermat agar tidak terjebak kepada kebijakan yang
populis. UMP yang terlalu tinggi atau tidak rasional ini bisa mengganggu
pertumbuhan ekonomi kita, menurunkan rekrutmen tenaga kerja baru, mendorong
pekerja ke sektor informal, dan ujung-ujungnya menyebabkan ketidakpatuhan
terhadap peraturan yang dilakukan oleh setiap perusahaan," ujarnya.
Arahan BG soal Pilkada
Kemudian terkait Pilkada, Budi meminta setiap kepala daerah
membuat perencanaan detail untuk mengantisipasi risiko yang muncul. Ia
mengatakan jangan sampai adanya kepanikan terhadap perkembangan di lapangan
yang di luar kendali.
"Selanjutnya terkait dengan pilkada serentak kita semua
berharap agar pesta demokrasi betul-betul bisa berjalan dengan aman lancar
jurdil dan damai. Untuk itu, kami mengusahakan kepada setiap kepala daerah agar
melakukan perencanaan dengan detail dan sebaik-baiknya," ujarnya.
"Gunakan kontigensi plan untuk mengantisipasi setiap
risiko yang berpotensi muncul, jangan sampai kita terdadak atau panik oleh
perkembangan situasi di luar kendali kita," lanjut Budi.
Sumber : Detik