Segini Nih Cuan Jadi Tukang 'Starling Kopi Ala Kafe'
Sabtu, 05 Oktober 2024
Edit
Jakarta -
Sejumlah brand kopi kekinian ala kafe mulai menjajakan produknya dengan cara
bekerja sama atau mempekerjakan orang untuk berkeliling menggunakan gerobak
sepeda listrik, menjadikan mereka sebagai 'starling modern'.
Salah seorang
pedagang kopi keliling ala kafe, Noval, menjelaskan setiap brand kopi ala kafe
ini memiliki model kerja sama yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan model
waralaba atau franchise, namun ada juga yang mempekerjakan para pedagang untuk
menjual kopi-kopinya di jalan.
Untuk brand
kopi yang dijual Noval sendiri menggunakan model kedua, yakni mempekerjakan
orang untuk menjajakan produknya. Berkat itu semua keperluan dagang Noval sudah
disediakan pemilik brand.
"Ini
kopi saya ambi dari tempat produksinya, ada tempat produksinya sendiri. Tutup
cup, es, kantong plastik semua ambil di sana, kita tinggal jual saja. (Sepeda
punya sendiri?) nggak, dari sana sudah disediakan. Jadi tinggal kita bawa
saja," kata Noval saat ditemui detikcom di kawasan Stasiun Cakung, Jakarta
Timur, Jumat (4/10/2024).
Artinya untuk
menjual kopi ala kafe ini Noval tidak mengeluarkan uang modal sama sekali alias
hanya modal keringat. Sementara itu dari setiap gelas kopi yang dijualnya, ia
mengaku mendapat uang bagi hasil sebesar Rp 1.000.
Padahal di
hari kerja (Senin-Jumat) ia bisa membawa setidaknya 70 gelas kopi per hari dan
100-150 gelas saat Sabtu-Minggu. Jika semua dagangannya habis terjual, ia bisa
membawa pulang Rp 70.000-150.000.
Namun jumlah
ini bisa bertambah jika Noval meminta tambahan kopi dari brand tempatnya
bekerja. Kopi-kopi ini nantinya akan dikirim oleh pekerja di brand tersebut ke
tempat Noval mangkal. Di bagi hasil penjualan kopi itu, ia mengaku masih
mendapatkan gaji pokok dari pemilik brand. Walaupun ia enggan menyebut jumlah
pasti gaji yang diterimanya.
"Kalau
saya kerja sama orang, dapat gaji tetap. Tapi ada tambahan Rp 1.000 per cup.
Beda-beda sih setiap brand, ada yang dapat gaji, ada juga yang cuma dapat dari
penjualan per cup (bagi hasil penjualan dengan brand)," terangnya.
"Biasanya
habis sih (kopi yang dibawa). Kalau habis bisa pulang, atau kalau mau bisa
pesan lagi ke office (brand tempatnya bekerja), nanti dibawain ke sini. Kita
tinggal chat aja, kan ada grup WA-nya," sambung Noval.
Sementara itu
pedagang starling modern dari brand lain bernama Anda Susanto juga berjualan
dengan model yang sama, yakni bekerja dengan pemilik brand. Dari sana ia juga
mendapatkan uang bagi hasil Rp 1.000 dari setiap gelas yang dijualnya.
Karena ia
bekerja dengan brand, Anda juga mengaku dirinya tidak perlu mengeluarkan modal
sama sekali untuk berjualan. Baik dari sepeda listrik yang digunakan, kopi, es,
hingga seragam yang dikenakannya semua sudah disediakan oleh pemilik brand.
"Nggak
keluar modal sih, kan kopi segala macam disediakan kantor, kita tinggal ambil
saja. Sampai ini seragam juga sudah disediakan," katanya.
Sehari-hari
ia biasa membawa sekitar 100 gelas kopi untuk Senin-Jumat, dan 150-200 gelas
kopi untuk Sabtu-Minggu. Artinya ia bisa membawa pulang Rp 100-200 ribu.
Belum lagi
untuk brand tempatnya bekerja juga memberikan uang makan sebesar Rp 50.000 per
hari. Kemudian dirinya masih mendapatkan uang absen dan gaji pokok yang tidak
dirinci besarannya.
"Kalau
saya ada dapat Rp 1.000 per cup. Ada gaji juga, uang makan Rp 50.000, sama uang
absen. Uang absen tuh dapat kalau jualan 26 hari per bulan, (kalau di bawah
itu?) ya hangus (tidak dapat uang absen)," terangnya.
Sama seperti
Noval, brand tempat Anda bekerja juga menyediakan 'layanan pesan antar' kopi.
Sehingga ia bisa meminta tambahan stok jika dagangannya habis.
Di luar itu,
dirinya juga kerap mendapatkan pesanan dari para langganan. Baik itu pesanan
kecil satu dua gelas kopi sampai paling banyak 200 gelas untuk acara tertentu.
"Kita
kan juga ada langganan, kadang pesan satu dua kopi ya saya antarkan. Kalau
orang lain kan biasanya malas antar satu dua kopi doang. Saya sih antarkan saja
berapapun pesanannya, namanya juga langganan," ucap Anda.
"Paling
besar langganan ada yang pernah pesan 200 gelas buat hajatan. Itu kalau dapat
pesanan besar kita bisa minta ke kantor, nanti diduluin (dapat stok kopi).
Habis (antar pesanan) itu kita kalau mau jualan lagi bisa, mau sudahan juga
bisa, kan sudah dapat uang tuh dari jualan kopi ke hajatan," tambahnya.
Sumber : Detik