Jakarta -
Indonesia akan mengimpor 1 juta ekor sapi perah untuk mendukung program Makan
Bergizi Gratis (MBG). Rencananya importasi dilakukan bertahap mulai 2025.
Impor ini
dilakukan untuk menggenjot produksi susu dan menambah pasokan daging sapi.
Impor sapi ini tidak serta merta akan habis begitu saja. Sapi impor itu akan
dikembangkan di Indonesia hingga dapat memproduksi susu dan menambah kebutuhan
daging.
Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Agung Suganda
menjelaskan dengan impor sapi perah, maka ditargetkan produksi susu bertambah
setiap tahunnya. Dia menyebut kebutuhan susu nasional untuk regular dan MBG
pada 2029 diproyeksi mencapai 8,5 juta ton.
"Dari
jumlah tersebut, kebutuhan susu untuk Program MBG tahun 2029 diperkirakan akan
membutuhkan sekitar 3,6 juta ton susu segar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
Kementerian Pertanian merencanakan impor sapi perah sebanyak 1 juta ekor hingga
tahun 2029, yang akan dilaksanakan oleh pelaku usaha," kata dia dalam
keterangannya kepada detikcom, dikutip Kamis (10/10/2024).
Kementan akan
memasukkan 1 juta ekor sapi perah bertahap dari 2025 sampai 2029 untuk
meningkatkan produksi susu nasional. Impor sapi perah ini sepenuhnya dilakukan
oleh pelaku usaha (swasta) tanpa melibatkan APBN. Tahap pertama impor 2025
sebanyak 200 ribu ekor sapi perah.
"Diikuti
dengan tambahan impor di tahun-tahun berikutnya 300.000 ekor (2026), 400.000
ekor (2027), 100.000 ekor (2028), hingga akhirnya mencapai 1 juta ekor pada
2029," jelasnya.
Terkait
jumlah importir yang berkontribusi, Kementan tidak dapat menyebutkan secara
spesifik target jumlah importir yang diharapkan. Agung mengatakan sejauh ini,
Kementan telah menerima komitmen investasi dari 53 perusahaan untuk
pengembangan sapi perah mencapai 1 juta ekor.
"Perusahaan
yang terlibat dalam program ini beragam, termasuk perusahaan besar dalam
negeri, perusahaan kecil, serta investor baru dari luar negeri. Selain itu, ada
juga skema kemitraan yang melibatkan peternak yang sudah beroperasi dan
tertarik untuk memperluas usaha mereka," terangnya.
Tekan Impor
Susu
Melihat
kebutuhan susu dalam negeri yang akan meningkatkan untuk MBG, impor sapi perah
diharapkan bisa menekan impor susu.
"Kebutuhan
susu nasional berada pada angka 4,7 juta ton, namun capaian produksi lokal
kurang dari 1 juta ton (<21%) dari kebutuhan. Dengan defisit yang mencapai
>3,7 juta ton (>79%) dari konsumsi susu di Indonesia harus dipenuhi dari
impor," jelas Agung.
Agung
menyebut, data ini mencerminkan tingginya ketergantungan Indonesia pada impor
untuk produk-produk pangan hewani, khususnya daging sapi dan susu, guna
memenuhi kebutuhan konsumsi domestik yang terus meningkat.
"Upaya
untuk meningkatkan produksi dalam negeri menjadi semakin penting untuk mencapai
ketahanan pangan di masa mendatang," pungkasnya.
Sumber : Detik