Pengumuman! BI Sebut Duit Rp 10 Ribu Ini Sudah Tak Berlaku
Minggu, 06 Oktober 2024
Edit
Jakarta - Bank Indonesia menyebut uang pecahan Rp 10 ribu
tahun emisi 2005 sudah tidak berlaku. Adapun uang kertas tersebut memiliki
warna ungu terang dengan gambar pahlawan RI Sultan Mahmud Badaruddin II dan
Rumah Limas.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel Ricky Perdana
Gozali mengatakan, uang Rp 10 ribu emisi 2005 seharusnya telah ditarik sejak
2010. Namun, masyarakat diberikan tenggat waktu selama lima tahun untuk
mengembalikan uang tersebut.
"Masyarakat diberi waktu 5 tahun untuk pengembalian
karena 2016 tidak berlaku lagi," katanya, usai Memorabilia Uang Rupiah
Pecahan 10.000 Tahun Emisi 2005 di Museum Balaputra Dewa, Palembang, dikutip
dari Antara, Jumat (4/10/2024).
Rozali menjelaskan, jika masyarakat masih memiliki uang Rp
10 ribu tersebut kini dapat dikoleksi secara pribadi atau dijual ke kolektor
uang karena tidak bisa ditukar atau dikembalikan di bank.
Lebih lanjut, untuk uang pecahan Rp 10 ribu yang terbaru dan
saat ini berlaku ialah emisi 2022 dengan gambar utama Pahlawan Nasional Frans
Kaisiepo beserta tulisan 'Frans Kaisiepo', dengan dominasi warga ungu.
"Kini yang berlaku ada gambar utama Pahlawan Nasional
Frans Kaisiepo beserta tulisan 'Frans Kaisiepo'," ujar Rozali.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Elen Setiadi berharap
dengan diresmikannya Memorabilia ini dapat semakin meningkatkan kunjungan
pariwisata di Sumsel sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat.
Menurutnya, uang pecahan Rp10.000 tahun emisi 2005 itu istimewa
karena menampilkan gambar Rumah Limas yang merupakan ikon arsitektur
tradisional. Selain itu juga mencerminkan nilai-nilai luhur serta kearifan
lokal yang menjadi warisan kehidupan masyarakat Sumatera Selatan.
"Sebagai Pj Gubernur Sumatera Selatan, saya merasa
bangga bahwa Sumatera Selatan menjadi bagian dari sejarah bangsa melalui
representasi budaya lokal yang ada pada Rupiah kita," kata Elen.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum ini
sebagai pengingat bagi semua, khususnya anak generasi muda, bahwa Rupiah bukan
sekadar alat tukar, tetapi juga simbol persatuan dan pentingnya menjaga warisan
budaya. Dari Sabang sampai Merauke, rupiah dapat menghubungkan dan memperkuat
keberagaman.
Sumber : Detik