Hati-hati, 7 Makanan Ini Paling Banyak Terkontaminasi Mikroplastik
Sabtu, 05 Oktober 2024
Edit
Jakarta - Beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari ternyata mengandung mikroplastik. Sederet makanan ini jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan tentu bisa memicu adanya gangguan kesehatan.
Sebuah studi pada Februari 2024 menemukan bukti bahwa 90 persen sampel protein hewani dan nabati mengandung mikroplastik. Produk ini memiliki pecahan polimer kecil yang ukurannya dapat berkisar dari kurang dari 0,2 inci (5 milimeter) hingga 1/25.000 inci (1 mikrometer).
Menurut sebuah studi tahun 2021. Jika plastiknya cukup kecil, buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menyerap mikroplastik melalui sistem akarnya dan memindahkan zat kimia tersebut ke batang, daun, biji, dan buah tanaman.
Sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa garam merah muda Himalaya kasar yang ditambang dari dalam tanah memiliki mikroplastik paling banyak, diikuti oleh garam hitam dan garam laut.
Sama seperti garam, menurut sebuah studi tahun 2022, gula merupakan salah satu makanan yang tidak lepas dari kandungan mikroplastik.
Sebagian besar kantong teh terbuat dari plastik, sehingga dapat melepaskan sejumlah besar plastik. Para peneliti di Universitas McGill di Quebec, Kanada menemukan bahwa menyeduh satu kantong teh plastik melepaskan sekitar 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar partikel nanoplastik ke dalam air.
Sebuah studi dari University of Queensland menemukan bahwa untuk setiap 100 gram (1/2 cangkir) nasi yang dimakan orang, mereka mengonsumsi tiga hingga empat miligram plastik, angkanya melonjak hingga 13 miligram per sajian untuk nasi instan.
Dalam studi bulan Februari, yang diterbitkan dalam Environmental Research, para peneliti mengamati lebih dari selusin protein yang umum dikonsumsi, termasuk daging sapi, udang yang dilapisi tepung roti dan jenis udang lainnya.
Sebuah studi pada Maret 2024 menemukan orang dengan mikroplastik atau nanoplastik di arteri leher dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung, stroke, atau meninggal karena sebab apa pun selama tiga tahun ke depan dibandingkan orang yang tidak memilikinya.
Menurut ahli, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi paparannya.