Fakta-fakta di Balik Viral Imbauan Tak Beri Teh pada Anak, Beneran Berbahaya?
Kamis, 10 Oktober 2024
Edit

Jakarta -
Viral di media sosial Instagram sebuah template stories yang berisikan imbauan
untuk tidak memberikan teh pada anak. Dalam template stories yang dibagikan
nampak sebuah foto resep dokter yang meminta orang tua tidak memberikan teh
sebagai minuman untuk anak karena dapat memengaruhi penyerapan zat besi.
"Mohon
tidak memberikan teh kepada anak balita. Karena teh dapat menghambat penyerapan
zat besi yang dapat memicu anemia," tulis resep tersebut.
Template yang
dibagikan oleh seorang konten kreator sekaligus dokter anak dr Jati Kusuma, SpA
itu menyebut bahwa anak sangat membutuhkan zat besi. Kandungan tersebut penting
untuk perkembangan otak, meningkatkan imunitas, sumber energi otot, serta
mencegah stunting pada anak.
Efek Minum
Teh pada Anak
Berkaitan
dengan unggahan yang ramai dibagikan tersebut, spesialis gizi klinik dr Raissa
E Djuanda, MGizi, SpGK, AIFO-K, FINEM membenarkan bahwa konsumsi teh pada anak
dapat meningkatkan risiko anemia pada anak. Hal tersebut diakibatkan oleh
senyawa tanin pada teh yang bisa mengikat zat besi dari makanan yang
dikonsumsi.
Jika
dikonsumsi bersama makanan, zat besi yang dibutuhkan oleh anak tidak dapat
diterima tubuh dengan baik.
"Teh
mengandung senyawa bernama tanin. Tanin ini dapat mengikat zat besi dalam makanan
yang kita konsumsi, sehingga penyerapan zat besi dalam tubuh kita menjadi
kurang," kata dr Raissa ketika dihubungi oleh detikcom, Rabu (9/10/2024).
"Anak-anak
masih dalam proses tumbuh kembang. Sehingga jika kekurangan zat besi, akan
berpotensi anemia dan terganggu tumbuh kembangnya," sambungnya.
Selain
mengganggu tumbuh kembang, dr Raissa mengatakan masalah kurang zat besi juga
dapat memengaruhi kecerdasan pada anak. Selain itu, anak-anak yang mengalami
kekurangan zat besi juga lebih rentan terhadap penyakit karena daya tahan
tubuhnya lebih lemah.
Aturan Minum
Teh pada Anak
Meski dapat
memengaruhi penyerapan zat besi, bukan berarti orang tua harus menghindarkan
teh sepenuhnya dari anak. Dengan cara yang tepat, dr Raissa mengatakan teh
masih bisa diberikan.
Salah satunya
adalah dengan tidak memberikan teh bersamaan dengan makanan yang mengandung zat
besi. Makanan tinggi zat besi meliputi daging merah, sayuran hijau atau berdaun
gelap, dan kacang-kacangan.
"Bisa
menunggu setidaknya 1-2 jam untuk mengonsumsi teh setelah makan. Jika ingin
diberikan kepada anak, sebaiknya pilih teh yang tidak terlalu pekat atau pilih
teh yang kandungan taninnya lebih sedikit, contohnya green tea," jelas dr
Raissa.
Selain
memberikan jeda, dr Reissa juga menyarankan orang tua untuk memberikan anak
buah-buahan tinggi vitamin C seperti jeruk, kiwi, dan strawberry. Ia mengatakan
vitamin C merupakan kandungan yang dapat membantu penyerapan zat besi.
Tidak hanya
pada teh, kandungan tanin juga bisa ditemukan dalam makanan atau minuman lain
seperti cokelat dan juga kopi.
Sumber : Detik