Makin Banyak Usia Muda Alami Masalah Jantung, Dokter Ungkap Biang Keroknya
Jumat, 16 Agustus 2024
Edit

Jakarta - Penyakit jantung menjadi
salah satu masalah kesehatan yang berakibat fatal bila tidak ditangani dengan
cepat dan tepat. Nyatanya, penyakit ini juga banyak dialami oleh pasien berusia
muda hingga harus menjalani operasi jantung.
Spesialis bedah toraks dan
kardiovaskular Siloam Hospitals Lippo Village dr Maulidya Ayudika Dandanah,
SpBTKV(K) FIHA melihat memang ada tren di mana orang-orang berusia muda di
bawah 40 tahun sudah mulai mengalami masalah jantung, bahkan sampai harus
'naik' ke meja operasi. Menurut dr Ayu, pergeseran gaya hidup secara signifikan
pada kebiasaan masyarakat modern meningkatkan risiko penyakit jantung yang lebih
besar.
"Pasien termuda saya pernah
operasi jantung itu karena bypass koroner 38 tahun. Bahkan teman saya sendiri
meninggal dunia di usia 26 tahun itu serangan jantung pasien laki-laki,"
ujar dr Ayu ketika dalam acara media gathering di Tangerang, Kamis (15/8/2024).
Menurut dr Ayu, perubahan gaya hidup
yang tidak sehat bahkan sudah 'diperkenalkan' ketika masih anak-anak. Misalnya
seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak, hingga kebiasaan malas bergerak yang
membuat akhirnya seseorang enggan untuk berolahraga.
Pola makan sehat dan olahraga rutin
memainkan peran yang sangat penting dalam pencegahan berbagai penyakit jantung.
dr Ayu lebih lanjut menjelaskan bahwa
ada sedikit perbedaan penyakit jantung pada laki-laki dan perempuan. Ia
menuturkan penyakit jantung umumnya lebih rentan dialami oleh laki-laki.
"Memang sedikit berbeda karena
perempuan itu dilindungi oleh hormon yang menyebabkan kita setiap bulan itu
mens. Jadi kalau perempuan itu biasanya baru ketahuan (penyakit jantung)
sesudah dia menopause atau sudah tidak mens lagi," tandasnya.
Berikut ini adalah beberapa faktor
risiko penyakit jantung di usia muda yang harus diketahui:
- Gaya hidup
- Faktor genetik atau keturunan
- Penyakit penyerta seperti diabetes
- Menopause pada wanita
Melakukan pemeriksaan dini di rumah
sakit sangat disarankan agar masyarakat bisa mengetahui faktor risiko yang
mungkin dimiliki dan segera mengontrolnya. Hal ini penting agar nantinya faktor
risiko tersebut tidak benar-benar menjadi pencetus penyakit jantung.
Sumber : Detik